Pernah dennger orang orang bicara tentang pahala dimalm jum'at? past keppikirannya hubungan pasutri malam jum'at. Mari kita bahas dikit tentang ada apa dimalam jumat atau di Hari Jum'at.Hari jumat memang berbeda. Rasulullah SAW pun menyebutnya dengan hari raya. Banyak amalan sunnah disyariatkan dengan pahala yang dilipat gandakan. Bahkan bukan hanya amalan yang terkait dengan ibadah dan sedekah, namun juga seputar kemesraan suami istri,
atau lebih jauh lagi : berjimak (hubungan suami istri) di Jumat pagi. Sebagian ada yang ragu-ragu tentang hal ini, sebagian yang lain menyambutnya dengan gembira dan bersemangat. Bahkan fenomena jumat mesra ini ditabuh begitu kencang di media sosial seperti facebook dan twitter. Akibatnya, banyak suami yang tambah menggebu, sebagaimana pula banyak istri yang malu-malu. Nah, perlu rasanya kita kupas sejenak tentang dalil dan hikmah dari aktifitas mesra suami istri khususnya di jumat pagi. Agar tak perlu lagi ada rasa ragu-ragu dan malu-malu dalam menjalaninya.
Dalil berhubungan suami istri di hari Jumat
Para ulama berbeda pendapat seputar anjuran berhubungan suami istri di hari jumat. Mereka yang mendukung mengambil pendapat yang tersurat dan tersirat dalam beberapa hadits. Dua riwayat shohih menyebutkan secara tersirat (isyarat), dan ada dua riwayat lemah yang menyebutkan secara tersurat nan jelas.
Pertama, Riwayat Bukhori Muslim dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mandi di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang pertama, ia seperti berkurban seekor unta... dan seterusnya (HR. Bukhari Muslim). Ibnu Hajar menyebutkan bahwa dari hadits diatas sebagian ulama menyebutkan adanya isyarat anjuran berjimak di hari Jumat, agar dapat mandi janabah setelahnya.
Kedua, Riwayat Aus bin Aus ra yang berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa memandikan (ghosala) dan mandi (igthasala) pada hari Jum'at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun." (HR. Abu Dawud, Al-Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad dan sanad hadits ini dinyatakan shahih). Kalimat ghosala atau memandikan dalam lafadz hadits di atas, banyak diartikan oleh sebagian ulama dengan artian : memandikan istrinya yaitu membuat istrinya mandi karena berhubungan badan sebelumnya.
Ketiga, Riwayat yang lebih spesifik namun tidak terlampau kuat, disampaikan oleh Imam Suyuthi dalam Tanwir Hawalik, yaitu hadits : “ Apakah tidak mampu salah seorang dari kalian untuk menjimak istrinya setiap hari Jumat ? Maka sesungguhnya ia akan mendapat dua pahala : pahala mandinya, dan pahala mandi istrinya. (HR Baihaqi dalam Syuabul Iman dari Abu Hurairah)
Keempat, Riwayat ini memberikan keutamaan secara khusus dan diibaratkan sebagai sebuah sedekah. Dari hadits ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bertanya pada seorang dari sahabat, beliau bertanya: “ Apakah engkau hari ini telah menjenguk orang sakit ? “. Sahabat tadi menjawab : “ belum”. Rasulullah SAW bertanya : “ apakah sudah bersedekah”. Ia menjawab : “ belum”. Rasul kembali bertanya: “ engkau sudah sholat jenazah?” . Ia menjawab kembali : “ belum”. Rasulullah SAW kembali bertanya : “ apakah engkau sudah berjimak dengan istrimu ? “. Ia menjawab : “ belum”. Lalu Rasulullah SAW melanjutkan : “Kalau begitu berjimaklah, karena itu sesungguhnya sedekah darimu bagi mereka (istrimu)”. (HR Thobroni dalam Al-Austah, Al-Haitsami mengatakan dalam kitab Majmu Zawaid : di dalam sanadnya ada an-Nashr bin Asim bin Hilal al-Bariqi yang aku tidak tahu, sedangkan sisanya adalah perawi terpercaya)
Nah empat riwayat diatas setidaknya yang menjadi acuan tentang anjuran bermesraan suami istri secara mendalam (berjimak), pada hari jumat pagi atau malam jumat. Tentu saja ini bukan sekedar soal hitam putih hukum dan dalil, karena secara umum ‘bersedekah’ kepada istri pada setiap waktu - kecuali yang terlarang seperti ramadhan, ihrom dan haidh- adalah hal yang berpahala. Namun tentu perlu bagi kita untuk menelisik lebih jauh hikmah dari anjuran sedekah mesra di Jumat pagi.
Hikmah Anjuran Berhubungan Suami Istri di Jumat Pagi
Tentu selain mendapatkan pahala kemesraan, ada beberapa hal yang menjadi hikmah dari anjuran mesra ini, para ulama seperti Ibnu Hajar juga menyebutkan beberapa hal, saya tambahkan dan lengkapi menjadi hal-hal sebagai berikut :
Pertama, Lebih menenangkan Jiwa sehingga lebih siap untuk beribadah
Desakan gejolak seksual akan terasa sangat mengganggu bagi kaum pria, dan itu menjadi lebih tidak mengenakkan pada hari Jumat yang semestinya dioptimalkan dengan kekhusyukan beribadah. Karenanya gejolak tersebut perlu disalurkan lebih awal, agar jiwa lebih tenang pada hari yang tersisa.
Kedua, Lebih menundukkan pandangan saat di jalan
Diriwayatkan pada masa awal Islam kaum muslimah juga pergi keluar untuk mengikuti sholat Jumat berjamaah, karenanya hal tersebut menjadi ujian tersendiri bagi kaum laki-laki dalam menjaga pandangan di jalanan. Hari ini meskipun tidak banyak wanita yang mengikuti sholat Jumat di masjid, namun esensinya tak jauh berbeda karena di jalanan pun begitu mudah ditemui hal-hal yang mengganggu dan menggoda pandangan. Dengan telah berjimak di pagi hari maka hal-hal teknis semacam itu diharapkan bisa berkurang atau teratasi.
Ketiga, Lebih Sehat dan Bahagia di Hari Raya.
Hari Jumat adalah hari raya yang tidak hanya berisi ibadah semata, namun juga kebahagiaan nan penuh semangat. Karenanya dengan berhubungan badan suami istri di pagi hari, akan melahirkan sehat dan semangat yang berlebih untuk menyambut hari bahagia tersebut. Hal ini didukung dengan serangkaian penelitian soal tersebut, pakar kesehatan menyebutnya dengan morning sex. Dikatakan dalam sebuah situs kesehatan bahwa : "pasangan yang melakukan hubungan intim di pagi hari mampu meningkatkan suasana hati di siang hari. Tak hanya itu, hal ini juga mampu meningkatkan kesehatan kulit, rambut dan kuku. Estrogen kimia yang dilepaskan selama “sexy time” bisa membuat rambut lebih bersinar, kuku lebih kuat dan meningkatkan warna kulit. Para ahli juga mengatakan, tingkat testosteron pria mengalami lonjakan sepanjang malam saat tertidur, sehingga pagi hari sebenarnya para pria lebih cenderung berada dalam mood untuk bercinta. Bercinta di pagi hari juga membuat tubuh kita lebih sehat dan lebih bahagia, serta mampu membakar rata-rata 300 kalori per jam dan meningkatkan tingkat denyut jantung dan sirkulasi darah sambil menurunkan tekanan darah."
Nah, akhirnya tak ada alasan lagi untuk tidak menyambut hari Jumat dengan penuh riang gembira. Bukan hanya ada dosa-dosa kecil yang berguguran di janjikan, namun sebentuk kemesraan nyata nan berpahala juga telah menunggu untuk ditunaikan. Segera bacakan artikel ini dihadapan istri Anda tercinta ...
Semoga bermanfaat dan salam optimis.
atau lebih jauh lagi : berjimak (hubungan suami istri) di Jumat pagi. Sebagian ada yang ragu-ragu tentang hal ini, sebagian yang lain menyambutnya dengan gembira dan bersemangat. Bahkan fenomena jumat mesra ini ditabuh begitu kencang di media sosial seperti facebook dan twitter. Akibatnya, banyak suami yang tambah menggebu, sebagaimana pula banyak istri yang malu-malu. Nah, perlu rasanya kita kupas sejenak tentang dalil dan hikmah dari aktifitas mesra suami istri khususnya di jumat pagi. Agar tak perlu lagi ada rasa ragu-ragu dan malu-malu dalam menjalaninya.
Dalil berhubungan suami istri di hari Jumat
Para ulama berbeda pendapat seputar anjuran berhubungan suami istri di hari jumat. Mereka yang mendukung mengambil pendapat yang tersurat dan tersirat dalam beberapa hadits. Dua riwayat shohih menyebutkan secara tersirat (isyarat), dan ada dua riwayat lemah yang menyebutkan secara tersurat nan jelas.
Pertama, Riwayat Bukhori Muslim dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mandi di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang pertama, ia seperti berkurban seekor unta... dan seterusnya (HR. Bukhari Muslim). Ibnu Hajar menyebutkan bahwa dari hadits diatas sebagian ulama menyebutkan adanya isyarat anjuran berjimak di hari Jumat, agar dapat mandi janabah setelahnya.
Kedua, Riwayat Aus bin Aus ra yang berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa memandikan (ghosala) dan mandi (igthasala) pada hari Jum'at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun." (HR. Abu Dawud, Al-Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad dan sanad hadits ini dinyatakan shahih). Kalimat ghosala atau memandikan dalam lafadz hadits di atas, banyak diartikan oleh sebagian ulama dengan artian : memandikan istrinya yaitu membuat istrinya mandi karena berhubungan badan sebelumnya.
Ketiga, Riwayat yang lebih spesifik namun tidak terlampau kuat, disampaikan oleh Imam Suyuthi dalam Tanwir Hawalik, yaitu hadits : “ Apakah tidak mampu salah seorang dari kalian untuk menjimak istrinya setiap hari Jumat ? Maka sesungguhnya ia akan mendapat dua pahala : pahala mandinya, dan pahala mandi istrinya. (HR Baihaqi dalam Syuabul Iman dari Abu Hurairah)
Keempat, Riwayat ini memberikan keutamaan secara khusus dan diibaratkan sebagai sebuah sedekah. Dari hadits ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bertanya pada seorang dari sahabat, beliau bertanya: “ Apakah engkau hari ini telah menjenguk orang sakit ? “. Sahabat tadi menjawab : “ belum”. Rasulullah SAW bertanya : “ apakah sudah bersedekah”. Ia menjawab : “ belum”. Rasul kembali bertanya: “ engkau sudah sholat jenazah?” . Ia menjawab kembali : “ belum”. Rasulullah SAW kembali bertanya : “ apakah engkau sudah berjimak dengan istrimu ? “. Ia menjawab : “ belum”. Lalu Rasulullah SAW melanjutkan : “Kalau begitu berjimaklah, karena itu sesungguhnya sedekah darimu bagi mereka (istrimu)”. (HR Thobroni dalam Al-Austah, Al-Haitsami mengatakan dalam kitab Majmu Zawaid : di dalam sanadnya ada an-Nashr bin Asim bin Hilal al-Bariqi yang aku tidak tahu, sedangkan sisanya adalah perawi terpercaya)
Nah empat riwayat diatas setidaknya yang menjadi acuan tentang anjuran bermesraan suami istri secara mendalam (berjimak), pada hari jumat pagi atau malam jumat. Tentu saja ini bukan sekedar soal hitam putih hukum dan dalil, karena secara umum ‘bersedekah’ kepada istri pada setiap waktu - kecuali yang terlarang seperti ramadhan, ihrom dan haidh- adalah hal yang berpahala. Namun tentu perlu bagi kita untuk menelisik lebih jauh hikmah dari anjuran sedekah mesra di Jumat pagi.
Hikmah Anjuran Berhubungan Suami Istri di Jumat Pagi
Tentu selain mendapatkan pahala kemesraan, ada beberapa hal yang menjadi hikmah dari anjuran mesra ini, para ulama seperti Ibnu Hajar juga menyebutkan beberapa hal, saya tambahkan dan lengkapi menjadi hal-hal sebagai berikut :
Pertama, Lebih menenangkan Jiwa sehingga lebih siap untuk beribadah
Desakan gejolak seksual akan terasa sangat mengganggu bagi kaum pria, dan itu menjadi lebih tidak mengenakkan pada hari Jumat yang semestinya dioptimalkan dengan kekhusyukan beribadah. Karenanya gejolak tersebut perlu disalurkan lebih awal, agar jiwa lebih tenang pada hari yang tersisa.
Kedua, Lebih menundukkan pandangan saat di jalan
Diriwayatkan pada masa awal Islam kaum muslimah juga pergi keluar untuk mengikuti sholat Jumat berjamaah, karenanya hal tersebut menjadi ujian tersendiri bagi kaum laki-laki dalam menjaga pandangan di jalanan. Hari ini meskipun tidak banyak wanita yang mengikuti sholat Jumat di masjid, namun esensinya tak jauh berbeda karena di jalanan pun begitu mudah ditemui hal-hal yang mengganggu dan menggoda pandangan. Dengan telah berjimak di pagi hari maka hal-hal teknis semacam itu diharapkan bisa berkurang atau teratasi.
Ketiga, Lebih Sehat dan Bahagia di Hari Raya.
Hari Jumat adalah hari raya yang tidak hanya berisi ibadah semata, namun juga kebahagiaan nan penuh semangat. Karenanya dengan berhubungan badan suami istri di pagi hari, akan melahirkan sehat dan semangat yang berlebih untuk menyambut hari bahagia tersebut. Hal ini didukung dengan serangkaian penelitian soal tersebut, pakar kesehatan menyebutnya dengan morning sex. Dikatakan dalam sebuah situs kesehatan bahwa : "pasangan yang melakukan hubungan intim di pagi hari mampu meningkatkan suasana hati di siang hari. Tak hanya itu, hal ini juga mampu meningkatkan kesehatan kulit, rambut dan kuku. Estrogen kimia yang dilepaskan selama “sexy time” bisa membuat rambut lebih bersinar, kuku lebih kuat dan meningkatkan warna kulit. Para ahli juga mengatakan, tingkat testosteron pria mengalami lonjakan sepanjang malam saat tertidur, sehingga pagi hari sebenarnya para pria lebih cenderung berada dalam mood untuk bercinta. Bercinta di pagi hari juga membuat tubuh kita lebih sehat dan lebih bahagia, serta mampu membakar rata-rata 300 kalori per jam dan meningkatkan tingkat denyut jantung dan sirkulasi darah sambil menurunkan tekanan darah."
Nah, akhirnya tak ada alasan lagi untuk tidak menyambut hari Jumat dengan penuh riang gembira. Bukan hanya ada dosa-dosa kecil yang berguguran di janjikan, namun sebentuk kemesraan nyata nan berpahala juga telah menunggu untuk ditunaikan. Segera bacakan artikel ini dihadapan istri Anda tercinta ...
Semoga bermanfaat dan salam optimis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar